Translate

Monday, 22 October 2018

BIOGRAFI K. H. ABDUL WAHID HASJIM


K. H. ABDUL WAHID HASJIM

Nama                              : Abdul Wahid Hasyim
Tempat, Tanggal Lahir : 1 Juni 1914 Jombang, Jawa Timur
Pendidikan :
l  Selain mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, Abdul Wahid juga belajar di bangku Madrasah Salafiyah di Pesantren Tebuireng
l  Pada usia 12 tahun, setamat dari Madrasah, ia sudah membantu ayahnya mengajar adik-adik dan anak-anak seusianya.
l  Selain belajar di Madrasah, ia juga banyak mempelajari sendiri kitab-kitab dan buku berbahasa Arab. Abdul Wahid mendalami syair-syair berbahasa Arab dan hafal di luar kepala, selain menguasai maknanya dengan baik.
l  Pada usia 13 tahun ia dikirim ke Pondok Siwalan, Panji, sebuah pesantren tua di Sidoarjo. Namun, hanya bertahan sebulan.
l  Dari Siwalan ia pindah ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Namun, lagi lagi hanya bertahan beberapa hari saja.
l  Usia 18 tahun, ia dikirim ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam kelima juga untuk memperdalam berbagai cabang ilmu agama.

Jabatan-jabatan yang pernah di emban :
l  Menteri Negara Urusan Agama Indonesia thn 1945
l  Menteri Agama Indonesia ke-1 tahun 1949–1952
l  Ketua Umum PBNU
l  Tokoh Muda BPUPKI
l  Anggota PPKI.

Prestasi :
l  Meskipun tidak sekolah di lembaga pendidikan umum milik pemerintah Hindia Belanda, pada usia 15 tahun ia sudah mengenal huruf latin dan menguasai bahasa Inggris dan Belanda.
l  Dengan bekal kemampuan tiga bahasa tersebut, Wahid Hasyim dapat mempelajari berbagai buku dari tiga bahasa tersebut.

Organisasi:
l  Organisasi Gerakan Pendidikan Politik Muslim Indonesia.
l  Pada 1936 ia mendirikan IKPI (Ikatan Pelajar Islam)
Wafat dan Dimakamkan : 19 April 1953 (umur 38) Cimahi, Jawa Barat. Beliau meninggal dalam sebuah kecelakaan di Cimahi dan dimakamkan di Jombang di pemakaman keluarga pesantren Tebuireng.

Peran :
1. Tokoh ulama yang berperan menegaskan konsep Ketuhanan yang akomodatif. Menurut Gus Wahid saat itu, “Ketuhanan Yang Esa” merupakan konsep tauhid dalam Islam. Sehingga tidak ada alasan bagi umat Islam untuk menolak konsep tersebut dalam Pancasila
2. Peran Kiai Wahid Hasyim bukan hanya mampu menjabarkan Pancasila secara teologis dan filosofis terhadap rumusan awal pancasila, tetapi juga menegaskan bahwa umat Islam Indonesia sebagai mayoritas menunjukkan sikap inklusivitasnya terhadap seluruh bangsa Indonesia yang majemuk. Sehingga Pancasila merupakan dasar negara yang merepresentasikan seluruh bangsa Indonesia.

Hal yang dapat diteladani :
1. Berani membela kebenaran dan keadilan
2. Memiliki jiwa pengabdian yang tinggi
3. Jujur dan bertanggung jawab
4. Budi pekerti yang baik dan berprilaku terpuji dalam sehari-hari
5. Jiwa dan kepemimpinan yang besar
6. Memiliki rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan/Nasionalisme yang tinggi
7. Patriotisme yang tinggi dan pantang menyerah
8. Kepercayaan diri yang kuat untuk merdeka
9. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
10. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara/kepentingan umum

No comments:

Post a Comment