TATA
SURYA
Nama : Resa
Pangestu Putri
Kelas : 9-2
Tugas : IPA
( Karakteristik Benda-Benda Langit )
A. Sistem Tata Surya
1. Asal Usul Tata Surya
Tata Surya adalah kumpulan benda
langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek
yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah
planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari,
empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di
bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort
diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di
luar bagian yang terluar. Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet
Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta
km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km),
Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008,
ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit
planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet
kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya
diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya
diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake
(6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km). Enam dari kedelapan planet dan tiga
dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing
planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan
partikel lain.
Tata surya terletak di
tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6x1017 km dari pusat galaksi,
atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya
mengelilingi pusat galaksi bima sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan
dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat
galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata
surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 18 kali dari semenjak
terbentuk.
a)
Hipotesis
Nebula
Hipotesis Nebula atau
teori kabut pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734
dan disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga
dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Kemudian hipotesis
ini lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Leplace.
Hipotesi ini
mengemukakan bahwa pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut
ini terbentuk dari debu, es dan gas yang disebut nebula, serta unsur gas yang
sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu
menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas dan akhirnya
mejadi bintang raksasa atau biasanya disebut matahari. Matahari raksasa terus
menyusut dan berputar semakin cepat. Cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring
dengan penurunan suhunya dan membentuk planet-planet.
b)
Hipotesis
Planetisimal
Thomas C. Chamberlin dan
Forest R. Moulton mengemukakan hipotesis ini pertama kali pada tahun 1900.
Hipotesis ini mengatakan tata surya terbentuk akibat adanya bintang lain yang
lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa pembentukan matahari. Karena jarak
yang dekat tersebut, kemudian terjadi benjolan pada permukaan matahari, dan
bersama dengan proses internal matahari, bintang lain tersebut manarik materi
berulang-ulang dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan tebentuknya
dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi
tertarik kembali, sebagian lain tetap berada di orbit, mendingin dan memadat,
menjadi benda-benda berukuran kecil yang disebut planetesimal dan beberapa yang
besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu
dan membentuk planet dan bulan, sedangkan sisa materi lainnya menjadi komet dan
asteroid.
c)
Hipotesis
Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut
bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Menurut
hipotesis ini, planet terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada
matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan ini menyebabkan tertariknya sejumlah
besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut
bersama mereka, yang kemudain terkondensasi menjadi planet. Akan tetapi,
astronom Harold Jeffreys tahun 1929 menyebutkan bahwa tabrakan itu tidak mungkin
terjadi. Demikian astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas
hipotesis tersebut.
d)
Hipotesis
Kondensasi
Hipotesis kondensasi
dikemukakan tahun 1950 oleh astronom Belanda, G.P. Kuiper. Menurutnya, tata
surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
e)
Hipotesis
Bintang Kembar
Fred Hoyle pada tahun
1956 mengemukakan bahwa dahulu tata surya berupa dua bintang yag hampir sama
ukurannya dan letaknya pun berdekatan, kemudian salah satunya meledak menjadi
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
2. Bintang dan Matahari
Bintang adalah benda langit yang memiliki
ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Hipparchus, astronom
Yunani untuk petama kalinya dengan mata telanjang mengklasifikasikan tingkat
kecemerlangan bintang. Dari bintang Magnitudo 1 dan Magnitudo 6, perbedaan
tingkat kecemerlangan 100 kali lipat. Dengan melihat tingkat kecemerlangan
warna bintang, kita juga bisa mengetahui usia bintang. Saat lahir, bintang
mengeluarkan warna biru muda, semakin lama bintang berubah menjadi merah.
Semakin tinggi suhu sebuah bintang, maka warnanya akan semakin biru, yang
suhunya sedang warnanya putih dan kuning, sedangkan bintang yang suhunya rendah
berwarna merah.
Bintang terlahir dari
nebula raksasa. Partikel-partikel yang terdiri dari gas dan debu dalam nebula
tersebut, pelan-pelan saling tarik dan merapat selama milyaran tahun. Ketika
makin rapat, gaya tarik menarik akan semakin kuat, sampai suatu saat akan
terjadi tarikan yang cepat kearah pusat gravitasi nebula tersebut. Gerakan
serentak materi nebula tersebut ke satu titik menimbulkan ledakan dan panas di
pusat gravitasinya dan dari sinilah lahir sebuah bintang.
Berikut ini adalah tabel
bintang-bintang yang jaraknya dekat dengan Bumi :
Nama Bintang Jarak (Tahun Cahaya) Magnitudo
Visual (Magnitudo Tampak) Luminositas (Matahari=1) Kategori :
·
Matahari
0 -26.8 1 Bintang Kuning
·
Proxima
Centauri 4,2 11.0 0,00005 Bintang Kerdil Merah
·
Alpha
Centauri A 4,3 0,0 1,3 Bintang Kuning
·
Alpha
Centauri B 4,3 1,4 0,36 Bintang Oranye
·
Bintang
Barnard 5,9 9,5 0,00044 Bintang Kerdil Merah
·
Wolf
359 7,6 13,5 0,00002 Bintang Kerdil Merah
·
Leland
21185 8,1 7,5 0,0052 Bintang Kerdil Merah
·
Sirius
A 8,6 -1,5 23 Bintang Putih
·
Sirius
B 8,6 8,7 0,002 Bintang Kerdil Putih
·
Bintang
UV A Rasi Cetus 8,9 12,4 0,00006 Bintang Kerdil Merah
·
Bintang
UV B Rasi Cetus 8,9 12,9 0,00004 Bintang Kerdil Merah
Matahari merupakan
bintang besar yang menjadi pusat tata surya, karena semua planet dan
benda-benda di tata surya beredar mengelilinginya. Matahari berotasi, sedangkan
planet-planet melakukan rotasi dan revolusi. Jarak rata-rata matahari dengan
Bumi dinamakan satu satuan astronomi, dan besarnya kira-kira 150.000.000 km.
Suhu permukaan matahari kira-kira 6.0000C, dengan diameter 109 kali diameter
Bumi atau sekitar 1.400.000km.
Prominensa adalah
pancaran gas berbentuk kembang api merah yang menyembur dari dalam matahari.
Prominensa terjadi karena matahari terdiri dari gas hidrogen. Hidrogen
terus-menerus meledak dan berubah menjadi unsur yang lain, namun karena
gravitasinya terlalu besar, unsur tersebut tidak terlepas keluar melainkan
kembali tersedot kedalam inti.
Pada permukaan matahari
terdapat bintik hitam. Sebenarnya bintik hitam ini merupakan daerah permukaan
matahari yang yang suhunya lebih rendah dibandingkan dengan suhu permukaan
lainnya. Sehingga warnya menjadi lebih gelap, namun sebenarnya suhunya masih
lebih dari 4.000OC. Bintik hitam ini terkadang mengalami ledakan yang biasa
disebut sunflare (semburan matahari). Pada saat terjadi ledakan bintik hitam,
sunflare memancarkan energi, seperti sinar ultraviolet, sinar x dan sebagainya.
Sinar-sinar inilah yang kemudian dapat mengacaukan lapisan ionosfer yang dianggap
sebagai cermin gelombang elektromagnetik maka muncul lah fenomena Dellinger.
Selain fenomena dellinger, terjadi pula fenomena aurora. Saat masuk ke lapisan
ionosfer, partikel yang dipancarkan oleh flare bertabrakan dengan atom yang ada
di atmosfer Bumi. Peristiwa ini menimbulkan sinar yang indah di daerah kutub.
3. Planet
Pada tanggal 24 Agustus 2006 di Praha Ceko,
pertemuan International Astronomical Union dikeluarkan definisi baru mengenai
planet:
1)
Benda
antariksa yang mengorbit mengelilingi bintang, sementara benda tersebut bukan
bintang.
2)
Memiliki
massa yang cukup besar lebih dari 5x1020 kg
3)
Berdiameter
lebih dari 800 km
4)
Memiliki
gravitasi cukup berat sehingga bentuknya mendekati bulat serta membebaskan
lingkungan sekitar orbit (tidak memotong orbit planet lain).
Berdasarkan posisinya,
planet di tata surya dibagi atas planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang bila dibandingkan dengan Bumi, lebih dekat dengan matahari,
yaitu Merkurius dan Venus. Sedangkan planet luar, adalah planet yang jaraknya
dengan matahari lebih jauh bila dibandingkan dengan Bumi, yaitu Mars, Jupiter,
Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Berdasarkan besar dan
massa jenisnya planet dibagi menjadi Terrestrial Planet dan Giant Planet/Jovian
Planet. Planet yang ukurannya kecil dan massa jenisnya tinggi disebut Planet
Terrestrial atau Keluarga Bumi. Planet-planet yang termasuk dalam Keluarga Bumi
adalah planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Giant atau Jovian Planet biasa
juga disebut Planet Keluarga Jupiter merupakan kelompok planet yang ukurannya
besar namun massa jenisnya rendah, planet-planet ini adalah Jupiter, Satrunus,
Uranus dan Neptunus.
Sejak ditetapkannya
definisi planet yang baru, Pluto tidak berhak menyandang nama planet. Berkat
perkembangan teknologi observasi astronomi, diketahui bahwa ternyata ukuran
Pluto lebih kecil dibandingkan Bulan dan orbitnya oval tidak beraturan. Status
Pluto mulai diragukan pada tahun 2003, hingga akhirnya Pluto resmi dikeluarkan
dari daftar planet pada tahun 2006 dan kemudian nama Pluto dirubah menjadi
134340, sedangkan Charon, yang dulunya dikenal sebagai satelitnya Plutomenjadi
134340 I. Dan kini, 134340 termasuk kedalam daftar Planet Kerdil atau Planet
Katai, yaitu planet yang gravitasinya lemah dibandingkan dengan kedelapan planet
yang lainnya. Namun, standar definisi planet kerdil dan benda-benda langit
lainnya sampai sekarang masih belum ditetapkan. Sedangkan anggota planet katai
yang lainnya adalah Ceres, Haumea, Makemake, dan Eris.
a.
Merkurius
Merkurius adalah planet yang paling dekat
jaranknya dengan Matahari. Jarak antara Merkurius dan Matahari kira-kira
57.900.000 kilometer atau 0,39 SA. Hal ini mengakibatkan suhu di Merkurius pada
siang hari bisa mencapai 430oC, sedangkan pada malam hari suhunya turun menjadi
-180oC.
Diantara Planet Keluarga
Bumi, Merkurius lah yang ukurannya paling kecil, yaitu 38% diameter Bumi dengan
massa 1/18 massa Bumi dengan periode revolusi kurang lebih 88 hari dan periode
rotasinya kira-kira 59 hari. Merkurius tidak memiliki atmosfer dan satelit.
Sedangkan penampakan permukaan planet ini berupa kawah-kawah yang diduga hasil
dari pengerutan pada periode wala sejarah planet ini. Atmosfer Merkurius yang
hampir bisa diabaikan terdiri atas atom-atom yang terlepas dari permukaannya
karena semburan angin Matahari.
b. Venus
Venus (0,7 SA) adalah planet yang
terlihat paling terang, dilihat dari Bumi. Venus nampak paling jelas dari Bumi,
karena sebagian besar atmosfer tebal di Venus terbentuk dari karbondioksida dan
Venus memantulkan 75% sinar Matahari yang diterimanya. Karena atmosfer Venus
yang tebal, maka panas terperangkap dalam atmosfer, sehingga muncullah efek
rumah kaca. Selain efek rumah kaca yang kuat, permukaan Venus juga tertutup
oleh banyak gunung berapi dengan asap yang pekat dengan lava yang panas, hingga
mahluk hidup sulit untuk hidup disana. Hal ini pula lah yang menyebabkan Venus
menjadi planet yang terpanas di tata surya dengan suhu permukaan mencapai
465oC.
Venus juga sering
dijuluki Bintang Fajar atau Bintang Kejora karena tampak menjelang matahari
terbit atau beberapa saat sesudah matahari terbenam. Setelah bulan, Venus
adalah benda langit yang paling terang dilihat dari Bumi. Venus juga dianggap
sebagai kembarannya Bumi karena massanya yang hampir mirip dengan Bumi, yaitu
0,815 dari massa Bumi, ukurannya pun hampir sama dengan Bumi, yaitu 12.100 km.
sedangkan gravitasinya kira-kira 0,88 kalinya Bumi. Namun Venus memiliki arah
rotasi yang berbalikkan dengan Bumi, sehingga di Venus Matahari terbit dari
sebelah barat dan tenggelam dari sebelah timur. Dengan waktu tempuh rotasi
243,2 hari dan revolusi 224,7 hari.
c. Bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet pada
tata surya yang mendukung kehidupan. Kombinasi cairan air, atmosfer yang
terdiri atas oksigen dan nitrogen, dan pola cuaca yang dinamis memberikan
unsur-unsur dasar untuk beraneka ragam kehidupan mahluk hidup didalamnya. Bumi
memiliki bualn sebagai satelit alami. Jarak Bumi ke Matahari adalah 1 AU,
dengan diameter Bumi 12.760 km dan rotasi 23,56 menit serta revolusi 365,26 hari.
Suhu terendah di Bumi adalah -70oC dan tertinggi mencapai 55oC.
d. Mars
Planet Mars atau yang biasa dipanggil “si
planet merah” ini memang tampak merah bila dilihat pada malam hari. Hal ini
disebabkan karena permukaan tanah di Mars yang berupa batu-batuan dan tanah
liat banyak mengandung oksida besi. Sedangkan unsur penting di atmosfer di Mars
yang tipis adalah karbondioksida dan karena hampir tidak ada uap air menjadikan
Mars sangat kering. Pemukaan Mars juga terdapat banyak gunung, yang salah
satunya merupakan gunung terbesar di tata surya, yaitu Gunung Olympus dengan
diameter permukaan bawannya 500-600 km. selain gunung, juga terdapat Ngarai
(canyon) Marineris.
Suhu terendah dipermukaan Mars -120oC dan suhu
tertingginya mencapai 25o C. Jarak rata-rata Mars dari Matahari adalah 1,5 AU
dengan ukuran lebih kecil dari Venus dan Bumi (0,107 massa Bumi) dan diameter
ekuatorialnya 6.790 km. Dengan diameter Mars yang hampir separuhnya Bumi, satu
harinya lebih panjang 41 menit daripada Bumi, sedangkan satu tahun di Mars sama
dengan 687 hari.
Di kutub Mars juga
terdapat es seperti es yang terdapat di kutub Bumi, es ini sebagian besar
merupakan campuran air dan karbondioksida beku. Mars memiliki dua satelit,
Phobos dan Deimos. Satelit Mars ini diduga merupakan asteroid yang terjebak
oleh gravitasi Mars, karena bentuk Phobos terlihat seperti batu hitam gelap
berukuran 15x12x11 km, dengan lubang-lubang kecil dipermukaannya. Sedangkan
Deimos, berukuran 27x21x19 km dengan lebih banyak lagi lubang pada permukaannya
bila dibandingkan dengan Phobos.
e.
Jupiter
Jupiter (5,2 AU) merupakan planet
terbesar di tata surya dengan diameter 11 kalinya Bumi dengan massa 318 massa
Bumi. Unsur pembentuk utama lapisan atmosfernya adalah hidrogen dan sedikit
helium. Jupiter berotasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 10
jam. Hal inilah yang mengakibatkan permukaan di planet Jupiter tampak seperti
belang-belang. Bintik merah raksasa dipermukaan planet Jupiter sendiri
merupakan pusaran raksasa yang sangat besar. Namun, revolusi planet ini memakan
waktu yang cukup lama, yaitu 11,86 tahun. Sedangkan planet ini memiliki cukup
banyak satelit, sekitar lebih dari 60 satelit. Tapi ini masih bisa berubah
lagi, karena satelit-satelit planet yang ditemukan akan semakin banyak seiring
dengan kemajuan teknologi observasi astronomi. Io, Europa, Ganymede dan
Callisto adalah satelit Jupiter yang ditemukan oleh astronom Italia, Galileo
Galilei pada tahun 1610. Karena itulah keempat satelit ini dikenal sebagai
empat satelit Galileo. Ganymede adalah satelit terbesar ditata surya dengan
ukuran yang lebih besar dari pada Merkurius.
f.
Saturnus
Saturnus (9,5 AU), adalah planet yang
dikenal dengan cincinnya yang terbentuk dari debu luar angkasa, batu, es dan
lain-lain. Planet ini memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, antara lain
komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter,
berat planet ini kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa Bumi,
sehingga menjadi planet yang paling tidak padat di tata surya. Satu hari di
Saturnus sama dengan 10 jam 40 menit dengan masa revolusi 29,5 tahun. Dengan
diameter ekuatorialnya 120.540 km dan suhu di puncak awannya -180oC.
Sejauh ini, Saturnus
memiliki 60 satelit (dan tiga yang belum dipastikan). Kecuali Titan, kesemua
satelit Saturnus tersusun atas bongkahan es, sebagian bercampur dengan batu
disana-sini. Satelit-satelit yang memiliki gravitasi sama seperti planet ini
mengitari Saturnus dan menarik cincin Saturnus. Makanya, interval jarak cincin
juga berubah. Beberapa satelit Saturnus adalah Mimas, Enceladus, Dione,
Iapetus, Rhea dan Titan. Titan berukuran lebih besar daripada Merkurius dan
merupakan satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang cukup berarti,
berupa hidrogen dan makromolekul organik yang kompleks. Sedangkan permukaan
Titan terdapat bagian lautan yang nampak berwarna biru tua dan diperkirakan
dipenuhi dengan etana atau metana cair. Keadaan di Titan ini diperkirakan mirip
dengan awal mula Bumi ketika belum ada kehidupan.
g.
Uranus
Uranus (19,6 AU), yang ditemukan oeh
William Herschel, astronom Inggris pada tahun 1781, berjarak kurang lebih
2.900.000.000 km dari Matahari. Jarak ini kira-kira 20 kali lipat jarak antara
Matahari dan Bumi, massanya kira-kira 14,5 kali massa Bumi. Uranus memiliki
keunikan, karena sudut rotasi planet ini miring 98 derajat dari orbit
revolusinya. Hal ini lah yang menyebabkan kutub utara dan kutub selatan di
Uranus bergiliran menghadap Matahari, sehingga selama 42 tahun terus menerus
musim panas, dan begitu pula sebaliknya. Namun demikian, temperatur musim
dingin Uranus lebih tinggi dari pada musim panas. Hal ini dikarenakan pada
musim panas, molekul hidrogen yang terdiri dari dua atom hidrogen menyerap
panas dan sinar ultraviolet secara terpisah. Ketika tiba musim dingin, keduanya
akan bersatu menjadi molekul hidrogen. Panas yang tadi diserap dilepaskan
kembali. Hal inilah yang menyebabkan saat musim dingin suhunya menjadi lebih
panas.
Planet ini memiliki inti
yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit
memancarkan energi panas. Bagian inti ini dibungkus oleh campuran air, amoniak,
dan metana. Suhu di puncak awannya -210oC. Jika dilihat dari dekat, Uranus juga
sebenarnya memiliki 11 buah cincin yang sangat tipis. Sampai saat ini, Uranus
memiliki 27 satelit. Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda adalah
beberapa satelit Uranus yang diketahui lewat gambar-gambar yang dikirimkan oleh
teleskop luar angkasa Hubble dan Wahana Voyager 2. Periode rotasi planet ini 17
jam 24 menit dan periode revolusinya 84 tahun.
h.
Neptunus
Neptunus ditemukan berdasarkan
perhitungan matematika. Setelah menemukan Uranus, para astronom mengetahui
bahwa planet ini sedikit demi sedikt keluar dari orbitnya karena terseret suatu
gravitasi. John Couch Adam dari Inggris dan Urbain le Verrier dari Perancis
dengan matematika menghitung tempat yang seharusnya ada planet yang tak
terlihat. Akhirnya, pada tahun 1846, Johann Gottfried Galle dari Jerman
menemukan Planet Neptunus. Setelah itu, para astronom menemukan dua buah satelit
Neptunus dan kemudian ditemukan 11 satelit lagi, hingga berjumlah 13 buah
satelit.
Neptunus (30 AU)
bermassa sedikit lebih kecil daripada Uranus, tetapi memiliki 17 kali massa
Bumi sehingga lebih padat. Neptunus memancarkan panas dari dalam, tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus.
Diameter ekuatorialnya 49.530 km dengan volumen 57 kali volume Bumi, sedangkan
massanya 17,14 kali massa Bumi. Kala revolusi planet biru ini adalah 164,79
tahun, dengan masa rotasi 16 jam 7 menit. Suhu di puncak awan planet Neptunus
adalah -210oC. atmosfer Neptunus tersusun dari hidrogen, helium dan metana.
Neptunus juga mempunyai
6 buah cincin, 4 buah cincin lebar dan 2 buah lainnya kecil. Ada 13 satelit
yang diketahui dimiliki oleh Neptunus, diantaranya adalah Proteus dan Triton.
Satelit terbesar adalah Triton merupakan satu-satunya satelit besar yang
orbitnya terbalik arah (retro-gade) dan satelit ini juga merupakan satelit
paling dingin di tata surya dengan suhu 240o-235o dibawah nol.
Lewat Wahana Voyager 2,
diketahui bahwa di Neptunus juga terdapat pusaran raksasa yang mirip dengan
Bintik Merah Raksasa yang ada di Jupiter. Dua bintik hitam tersebut merupakan
badai besar yang dihasilkan oleh atmosfer Neptunus yang sangat kuat. Badai
raksasa sebesar Bumi tersebut berputar dengan kecepatan 2000 km/jam. Merupakan
angin yang paling cepat di dalam tata surya.
4. Asteroid
Asteroid secara umum adalah objek tata
surya yang terdiri atas batuan dan mineral logam beku. Dalam tata surya
diperkirakan ada lebih dari 100.000 asteroid. Asteroid terbesar bernama Ceres
dengan garis tengah kurang lebih 685 km, namun setelah tahun 2006 Ceres
diklarifikasi lebih lanjut dan kemudian dinyatakan sebagai anggota dari Planet
Kerdil. Asteroid lainnya adalah Gaspra, Ida, Vesta, dan Hygeia.
Asteroid banyak dijumpai diantara lintasan Mars
dan Jupiter. Diantara Mars dan Jupiter ini terdapat daerah yang disebut Sabuk
Asteroid, yang merupakan kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanayakan
asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer dan beberapa memiliki
diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid utama terletak diantara orbit Mars
dan Jupiter, berjarak antara 2,3 hingga 3,3 AU, diduga merupakan sisa dari
formasi tata surya yang gagal.
5. Meteor
Meteor merupakan benda-benda langit kecil
yang juga mengelilingi Matahari dan jumlahnya sangat banyak. Meteor banyak
mengandung besi dan nikel. Sering beberapa diantara meteor jatuh ke Bumi.
Meteor yang jatuh ke Bumi akan bergesekan dengan atmosfer Bumi dan terbakar,
hingga meteor biasanya akan habis dahulu sebelum mencapai permukaan Bumi.
Gesekan meteor dan atmosfer Bumi menghasilkan sinar yang nampak sebagai bintang
jatuh atau bintang pijar. Batu meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi
disebut meteorit. Batu ini akan meninggalkan bekas berupah kawah pada permukaan
Bumi. Kawah Barringer di Arizona, Amerika Serikat merupakan hasil dari jatuhnya
meteor ke permukaan Bumi. Kawah ini berdiameter 1.200km dengan kedalaman
mencapai lebih dari 175 meter.
6. Komet
Komet adalah bintang pengembara, yang
melintasi Matahari sambil melintas orbit elips yang sangat panjang. Komet
terbentuk dari gas, debu, dan bongkahan es sisa penciptaan tata surya. Seperti
pada umumnya, komet akan terlihat lebih bercahaya ketika posisi mereka lebih
dekat dengan matahari, karena radiasi matahari mendidihkan partikel es dan debu
di inti komet. Material berbentuk awan ini disebut kepala (coma) kadang-kadang
memiliki ekor, terlihat bercahaya karena memantulkan bentuk sinar matahari.
Panjang ekor komet bisa mancapai lebih dari 100 juta kilometer. Sambil
mengelilingi orbit yang oval panjang, kepala komet selalu menghadap Matahari.
Beberapa komet yang
sudah dikenal adalah Komet Hyakutake, Komet Halley, Komet Encke (secara resmi
dinamai 2P/Encke), Komet West, Komet Ikeya-Seki, Comet Kohoutek, Komet
Shoemaker-Levy 9 (SL9, secara resmi disebut D/1993 F2), dan Komet Biela
(sebutan resmi: 3D/Biela).
7. Lubang Hitam ( Black Hole )
Lubang hitam adalah bagian dari Ruang
Waktu yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur.
Teori Relativitas Umum memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan
sebuah Lubang Hitam yang berada di Ruang Waktu. Di sekitar Lubang Hitam ada
permukaan yang di sebut Event Horizon. Lubang ini disebut "hitam"
karena menyerap apapun yang berada disekitarnya dan tidak dapat kembali lagi,
bahkan cahaya. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari
mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati. Teori Medan Quantum
dalam Ruang-waktu melengkung memprediksi bahwa Event Horizon memancarkan
radiasi disekitarnya dengan suhu yang terbatas. Suhu ini berbanding terbalik
dengan massa Lubang hitam, sehingga sulit untuk diamati Lubang hitam bermassa
bintang atau lebih.
Teori adanya lubang
hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon
Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl
Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum
dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking.
Istilah lubang hitam
mulai populer ketika John Archibald Wheeler menggunakannya pada
ceramah-ceramahnya pada tahun 1967. Walaupun ia dianggap luas sebagai pencetus
pertama istilah ini, namun ia selalu menampik dengan pernyataan bahwa ia bukanlah
penemu istilah ini.
Lubang Hitam tercipta
ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya
sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi
lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk
melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan
gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan
gravitasi-lah yang menang.
B. Bumi dan Lapisan-Lapisannya
Bumi diperkirakan telah
terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan
urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak Bumi
dengan matahari sekitar 150 juta km.Bumi berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
makhluk hidup.permukaan Bumi terdiri atas daratan dan lautan.
Bentuk Bumi agak pipih di kedua kutubnya, bergaris
tengah ekuatorial 7.923mil,sedangkan antar kutub 7.900 mil. Berat jenisnya 5,5
dan beratnya 6,6 × 1.021 ton. Inti dalam Bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360
mil, mantel Bumi 1.800 mil, dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan Bumi yang
cair disebut hidrosfer yang menutupi 71 % muka Bumi dengan kedalaman rata-rata
4.000 meter, sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri atas
troposfer setebal 10 mil. Sesudah troposfer adalah lapisan stratosfer dengan
ketebalan antara 10-50 mil, pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat
yang dapat menolak datangnya sinar ultraviolet berintensitas tinggi dari sinar
matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer. Secara struktur, lapisan Bumi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.
Kerak
Bumi (crush) merupakan kulit Bumi bagian luar (permukaan Bumi). Tebalnya
mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa
dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu
di bagian bawah kerak Bumi mencapai 1.100 . Lapisan kerak Bumi dan bagian di
bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan lifoster.
2.
Selimut
atau selubung (mantle) terletak di bawah lapisan kerak Bumi. Tebalnya mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.suhu dibagian bawah selimut Bumi
mencapai 3.000 .
3.
Inti
Bumi (corel), yang terdiri atas material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2.900-5.200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan
inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhu nya
mencapai 2.200 . Inti dalam merupakan pusat Bumi berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri atas nikel dan besi yang suhunya mencapai
4.500
Berdasarkan susunan kimianya, Bumi dapat dibagi
menjadi empat bagian, yakni sebagai berikut:
1)
Bagian
padat (Lifosfer) yang terdiri atas tanah dan batuan. Lifosfer berasal dari
bahasa Yunani, yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Lifosfer merupakan lapisan kerak Bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1.200 km. Lifosfer tersusun dalam dua lapisan,yaitu
kerak dan selubung, yang tebalnya sekitar 50-100 km. Lifosfer merupakan lempeng
yang bergerak sehingga menimbulkan pergeseran benua. Penyusun utama lapisan
lifosfer adalah batuan yang terdiri atas campuran antar mineral sejenis atau
tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan
pembentuk lifosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat
tinggi dan terdapat di bawah kerak Bumi. Magma akan mengalami beberapa proses
perubahan sampai menjadi batuan beku,batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Lifosfer terdiri atas dua bagian utama,yaitu sebagai berikut.
a. Lapisan sial (Silisium
dan alumunium), yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk Si02 dan Al2O3.. Pada lapisan sial (Silisium
dan alumunium) ini, antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit
jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat didaratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat, dan batu bertebaran
rata-rata 35 km.
b. Lapisan sima (silisium
magnesium), yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam-logam silisium
dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan
merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
2) Bagian cair (hidrosfer)
yang terdiri atas berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau, dan
samudra. Hidrosfer merupakan senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen menjadi hidrogen karbondioksida (H2O). Hampir sekitar 71% dari
permukaan Bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti seluruh
permukaan Bumi disebut hidrosfer
3) Bagian udara (atmofer)
yang menyelimuti seluruh permukaan Bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang
menyelimuti Bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan
udara dalam atmosfer terjadi, terutama karena pengaruh pemanasan sinar matahari
dan perputaran Bumi. Perputaran ini mengakibatkan massa udara bergerak sehingga
terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat dalam atmosfer dan
menimbulkan arus angin.
4)
Biosfer,
yaitu bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme atau lapisan tempat
tinggal makhluk hidup.termasuk semua biosfer adalah semua bagian permukaan Bumi
yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Organisme hidup tersusun oleh berbagai
unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen
penyusun atmosfer.secara fisik, biosfer terbagi menjadi tiga komponen, yaitu
lifosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
Salah satu bentuk
lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di antara
atmosfer dan lifosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer. Gambut
merupakan bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu bara, didalamnya
hidup beragam mikroplankton yang amat cepat pertumbuhan, tetapi umurnya sangat
pendek,dan ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan gambut mengandung
semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah. Menurut
kondisi dan bersifat-sifatnya, gambut dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Gambut topogen, yaitu lapisan tanah
gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada
tanah-tanah cekung di belakang pantai, pedalaman atau pegunungan. Gambut
jenisnya ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, airnya tidak
begitu asam, dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah
mineral di dasar cekungan, air sungai sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut
topogen relatif tidak banyak di jumpai. Terdapat pada tanah dataran jawa
(Pangandaran), Sumatra, dan di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi .
b. Gambut ombrogen, sebagai gambut pantai,
gambut ini lebih sering di jumpai, meskipun semua gambut ombrogen bermula
sebagai gambut topogen.gambut ombrogen lebih tua umurnya.umumnya, lapisan
gambut lebih tebal, hingga kedalaman 20 meter, dan permukaan tanah gambutnya
lebih tinggi dari pada permukaan sungai didekatnya. Kandungan unsur hara tanah
sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan air hujan sehingga
tidak subur.sungai atau drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen
mengalirkan air yang keasamannya tinggi (pH 3,0-4,5), mengandung banyak asam
humus dan warnanya cokelat kehitaman seperti warna air teh yang pekat. Itulah
sebabnya, sungai-sungai semacam itu di sebut juga sungai air hitam.
Gambut ombrogen
kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan
bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering; kandungann garam
dan sulfide yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh
jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian, lapisan gambut mulai terbentuk di
atasnya.penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di
atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu, pada awalnya dengan laju
penimbunan sekitar 0,475m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10-12m), tetapi
kemudian menyusut hingga sekitar 0,223m/100 tahun pada kedalaman 0-5m. Agaknya
semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh semakin lamban akibat semakin
berkurangnya ketersediaan hara. Terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan,
dan Irian. Dikota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dibangun di atas lahan gambut
ombrogen.
Di Bumi enam lempengan
utama sebagai berikut:
1)
Lempengan
Amerika, terdiri atas Amerika Utara dan Selatan serta setengah dari dasar
bagian barat Samudra Atlantik.
2) Lempengan Afrika,
terdiri dari Afrika dan sebagian samudra sekitarnya.
3) Lempengan Eurasia,
terdiri dari Asia, Eropa, dan dasar laut sekitarnya.
4) Lempengan India, yang
meliputi anak benua dan dasar samudra sekitarnya.
5) Lempengan Australia, terdiri atas Australia dan samudra
di sikitarnya.
6)
Lempengan
Pasifik, yang mendasari Samudra Pasifik.
C. Rotasi, Revolusi Bumi & Bulan
Seperti
yang sudah dibahas planet, berotasi pada porosnya dan berevolusi mengelilingi
matahari, serta satelit selain berotasi juga berevolusi mengelilingi planet.
D. Pengertian Gerhana Bulan dan Matahari
Gerhana adalah
peristiwa tertutupnya sebuah objek disebabkan adanya benda/objek yang melintas
di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang
hampir sama jika diamati dari Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana
Bulan.
Gerhana Matahari terjadi
saat posisi bulan terletak di antara Bumi & Matahari sehingga menutup
sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Meskipun Bulan berukuran lebih kecil,
bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang
berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan
Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
- Gerhana total terjadi jika saat puncak gerhana, bulatan Matahari ditutup seutuhnya oleh bulatan Bulan. Ketika itu, bulatan Bulan sama besar atau bahkan lebih besar dari bulatan Matahari. Ukuran bulatan Matahari & bulatan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan & Bumi-Matahari.
- Gerhana sebagian terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari bulatan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari bulatan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
- Gerhana cincin terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menghalangi sebagian dari bulatan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi saat ukuran bulatan Bulan lebih kecil dari bulatan Matahari. Sehingga ketika bulatan Bulan berada di depan bulatan Matahari, tidak seluruh bulatan Matahari akan tertutup oleh bulatan Bulan. Bagian bulatan Matahari yang tidak tertutup oleh bulatan Bulan, berada di sekeliling bulatan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
- Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian/keseluruhan
penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi jika bumi berada di
antara matahari & bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar
Matahari tidak dapat mencapai bulan sebab terhalangi oleh bumi.
Jenis Gerhana Bulan :
Jenis Gerhana Bulan :
- Gerhana bulan total - Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.
- Gerhana bulan sebagian - Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan bulan.
Berapa Diameter Sirius B?
ReplyDelete