1. Bagaimana objek dari Buddhisme menggambarkan prinsip utama dari keyakinan bagi pemeluknya?
Dalam teks Buddha awal, seperti teks Pāli, saddhā biasanya diterjemahkan sebagai "keyakinan.” Kata tersebut terkadang juga diterjemahkan menjadi "percaya", dalam hal percaya akan doktrin. Keyakinan biasanya dikaitkan dengan Tiga Mestika, yang meliputi :
a. Buddha (keyakinan terhadap seorang guru Buddha yang perlu diteladanai).
b. Dharma (keyakinan terhadap ajaran Buddha yang diwujudkan melalui praktik nyata dan langsung).
c. Saṅgha (keyakinan terhadap kemampuan setiap orang/komunitasnya untuk mencapai tahap pencerahan seperti Buddha).
Sehingga keyakinan sering kali adalah individual tertentu sebagai objeknya, tetapi berbeda dengan devosi dalam agama-agama India lainnya (bhakti), ini berhubungan dengan objek-objek impersonal seperti kerja karma dan efikasi dari pelimpahan jasa.
Keyakinan tampaknya berfokus pada atau bermuara pada pandangan benar atau pemahaman atas aspek-aspek utama ajaran Buddha, seperti bagaimana sistem kerja hukum karma(keyakinan merujuk kepada anggapan bahwa perbuatan memiliki dampak), kelahiran dan kebajikan kembali. Dengan begitu, keyakinan memberikan pedoman dalam menuju kehidupan kedermawanan, moralitas dan kualitas religius.
2. Bagaimana budaya visual Buddha mempengaruhi Hindu?
Agama budha sendiri adalah turunan dari agama Hindu, mereka pun secara alami berakulturasi dengan kebudayaan Hindu. Agama budha memiliki budaya visual yang kuat, sehingga agama Hindu pun terpengaruh untuk mengikutinya. Hal ini berdasarkan agama Budha yang semakin banyak diminati masyarakat . Jadi mau tidak mau agama Hindu menggikutinya agar mudah diterima masyarakat(India, Himalaya dan asia Tenggara), terutama dibagian kesenian patung dan relif dewa-dewi.
3. Mengapa ada begitu banyak dewa dalam agama Buddha dan Hindu? Kepercayaan apa saja yang menyebabkan kepercayaan terhadap dewa sangat banyak?
Kepercayaan agama dengan konsep banyak Dewa (Gods) politeisme sementara agama dengan hanya satu Tuhan (God) monoteisme. Dewa dalam kedua agama tersebut bukanlah tuhan, dan memiliki perannya masing-masing.
Dalam tradisi Hindu umumnya seperti Advaita Vedanta dan Agama Hindu Dharma, Dewa dipandang sebagai manifestasi Brahman dan enggan dipuja sebagai Tuhan tersendiri dan para Dewa setara derajatnya dengan Dewa lain. Namun dalam filsafat Hindu Dvaita, para Dewa tertentu memiliki sekte tertentu pula yang memujanya sebagai Dewa tertinggi.
Sementara, Buddhisme juga menolak adanya sosok mahakuasa sebagai pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta diatur oleh lima hukum kosmis (Niyama Dhamma), yakni Utu Niyama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, dan Dhamma Niyama. Umat Buddha menggangap dewa sebagai makhluk hidup di alam yang lebih tinggi, tetapi mereka seperti manusia, tetap mengalami karma dan samsara (siklus kelahiran, kematian, penyakit, dan pembusukan), belum tentu lebih bijaksana daripada makhluk lainnya. Bahkan Buddha sering disebutkan sebagai guru para dewa dan lebih unggul dari mereka, meskipun dewa seperti semua makhluk hidup lainnya mungkin menjadi Bodhisattva tercerahkan dan mencapai kesucian.
4. Bagaimana penyebarannya di Asia, Korea, Jepang, Afganistan, Muangthai ?
a. Korea
Kerajaan Goguryeo adalah yang pertama kali menerima ajaran Buddha pada tahun 372. Akan tetapi, menurut catatan Tiongkok dan penggunaan motif Buddha di mural Goguryeo menunjukkan bahwa pengaruh Buddha datang lebih awal. Kerajaan Baekje pun secara resmi mengakui agama Buddha pada tahun 384. Kerajaan Silla yang terisolasi dan tidak memiliki akses laut dan daratan langsung ke Tiongkok, secara resmi baru mulai menerima ajaran Buddha pada tahun 535 meskipun agama asing ini sudah dikenal melalui karya biksu Goguryeo sejak awal abad ke-5 M.
Dengan diperkenalkannya ajaran Buddha memicu kebutuhan akan seniman untuk menciptakan citra dan Buddharupa untuk pemujaan, arsitek kuil, dan sastra kitab suci Buddha yang akhirnya mengubah peradaban Korea.
b. Jepang
Warga Jepang mulai mengenal ajaran Buddha pada abad ke-6 M dari Korea, ketika biksu penyebar agama mulai mendatangi kepulauan Jepang dengan membawa kitab suci dan karya seni. Pada abad berikutnya agama Buddha mulai ditetapkan sebagai agama resmi negara. Secara geografis Jepang berada di ujung Jalur Sutra, karena itulah Jepang dapat melestarikan banyak aspek Buddhisme yang pada saat yang sama telah hilang di India, atau mulai tertekan di Asia Tengah dan Tiongkok.
c. Afganistan
Penyebaran agama Budha disini dibawa oleh para pedagang dari Cina yang menganut ajaran Buddhisme dan mendirikan Biara, khususnya di lembah Bamyan, yaitu terletak di Afganistan tengah, dulunya lembah ini adalah sebagai jalur sutra yang termasyur itu, yang menghubungkan antara Asia Selatan, Asia tengah, Cina hingga ke kaisaran Romawi.
d. Muangthai
Pada abad pertama sampai abad ke-7, seni rupa Buddha di Thailand pertama kali dipengaruhi oleh para pedagang India terhadap penciptaan seni rupa Hindu dan Buddha yang terinspirasi dari tradisi Gupta, dengan berbagai patung-patung monumental.
5. Vietnam dan terutama di Asia Pedalaman (tengah)?
a. Vietnam
Buddhisme datang ke Vietnam pada awal abad kedua Masehi di bagian Utara dari China dan melalui rute Selatan dari India. Buddha Mahayana pertama kali menyebar dari China ke wilayah Delta Sungai Merah di Vietnam pada sekitar tahun 300 Masehi. Buddha Theravada datang dari India di selatan wilayah Delta Mekong beberapa tahun kemudian, antara 300-600 Masehi. Buddhisme yang dipraktikan oleh orang Vietnam biasanya adalah aliran Mahayana, meskipun beberapa etnis minoritas (seperti Khmer Krom di wilayah Delta selatan Vietnam) masuk aliran Theravada.
b. Asia Pedalaman (Tengah)
Karena Asia Tengah berperan sebagai penghubung antara peradaban Tiongkok, India, dan Persia. Kemudian Perkembangan ajaran Buddha ke utara memicu terbentuknya masyarakat Buddha dan bahkan kerajaan Buddha di oasis Asia Tengah. Kota-kota di Jalur Sutra hampir sepenuhnya terdiri dari stupa dan biara, dan dengan tujuan adalah melayani musafir yang bepergian antara timur dan barat, yang menyebabkan kelahiran banyak kesenian Budha.
6. Mengapa kepercayaan pertama membangun arsitektur Stupa?
Stupa dijadikan sebagai lambang dari agama Buddha. Maka dari itu di negara India, Asia Timur, dan Asia Tengah banyak didirikan stupa untuk mengakui keberadaan agama Budha. Dalam sejarah awal mencatat bahwa Buddha memberikan arahan untuk menghormati jenazah (seorang guru atau individu terhormat). Abu mereka dikuburkan dalam sebuah stupa di persimpangan empat jalan besar (empat penjuru angkasa). Sebelum kematiannya (parinirvana), Buddha mengarahkan bahwa stupa harus didirikan di banyak tempat selain yang terkait dengan momen bersejarah dalam hidupnya sehingga hati banyak orang menjadi tenang dan gembira. Stupa terdiri atas 3 bagian, yaitu andah, yanthra, dan cakra. Pembagian dan maknanya tidak jauh berbeda dengan candi. Contoh : Stupa Besar di Sanchi (Māhāstūpa).