UTS ILMU PENDIDIKAN
1. Bagaimana cara Anda kelak ketika menjadi pendidik dalam meningkatkan
sisi moralitas peserta didik? Jelaskan ke dalam 5 (lima) cara yang utuh!
Yaitu:
A. Menggunakan metode belajar yang interaktif,jadi setiap siswa berlajar
cara berkomunikasi dengan sekitarnya.
B. Menanamkan cara belajar yang bukan mementingan nilai,tapi lebih kepada
ilmu yang diberikan dan atitut/moral para siswa.
C. Tidak membeda-bedakan pribadi yang satu dengan yang lain, karena semua
punya potensi masing-masing dibidangnya, jadi guru lebih bisa
mengapresiasi siswanya.
D. Tidak hanya mengandalkan ilmu yang ada pada kurikulum mengajar, tetapi
dari berbagai sumber ilmu agar para siswa memiliki ilmu pengetahuan yang
luas, contoh outing class.
E. Guru sebagai rolemodel bagi para siswanya,karena otomatis guru adalah
orangtua kedua para siswa yang menuntut ilmu di sekolah.
2. Menurut Anda, mengapa landasan filosofis pendidikan beragam? Landasan
filosofis yang mana yang akan Anda pilih dalam mengimplementasikan ilmu
pendidikan? Berikan alasannya!
Unsur filosofis diartikan sebagai pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah.
Dikarenakan perbedaaan padangan hidup pada suatu hal. Setiap manusia
pada dasar menganut nilai yang berbeda-beda tetu hal ini mengakibatkan
perbedaaan pendapat pula. Makanya landasan filosofis itu ada
bermacam-macam
Menurut saya, landasan filosofis yang mengimplementasikan pendidikan
adalah landasan filosofis pragmantisme. Karena landasan ini menganut
nilai secara keseluruhan, yang mana tidak mungkin pendidikan hanya
mengajarkan ilmu secara realita saja, tapi banyak juga ilmu diluar
sana secara spiritual.Esensinya terletak pada metodenya yang sangat
empiris dimana sangat menekankan pada metode dan sikap lebih dari
suatu doktrin filsafat yang sistematis dan menggunakan metode ilmu
pengetahuan modern sebagai dasar dari suatu filsafat. Yang mana hal
ini dilakuan pada seluruh kegiatan pendidikan.3. Menurut John Dewey, pendidikan adalah rekonstruksi dan reorganisasi
pengalaman yang menambah makna pengalaman. Apa maksudnya? Berikan 3 (tiga)
contoh sebagai penjelas!
Artinya bahwa semua jenis pendidikan adalah sebuah proses yang secara
berkelanjutan guna membentuk karakter, mental dan moral manusia.
Proses tersebut adalah berupa aktivitas nyata dengan memanfaatkan
sebuah materi yang berkenaan dengan lingkungan sosial, sehingga siswa
dilibatkan dalam aktivitas dalam lingkungan masyarakat sekolahnya.
Sehingga serangakain tersebut adalah sebagai proses rekonstrusi
pembentukan karater, mental dan moral.
Semua pendidikan membentuk karakter, mental dan moral, tetapi formasi
terdiri dalam pemilihan dan koordinasi kegiatan asli sehingga mungkin
untuk memanfaatkan siswa sebagai subjek lingkungan sosial. Selain itu,
formasi tidak hanya pembentukan kegiatan asli, tetapi dapat terjadi
dengan cara melibatkan mereka. Itu dalah sebuah proses rekonstruksi
dan reorganisasi.
4. Bagaimana Ki Hajar Dewantara menyelenggarakan komponen pendidikan di
Taman Siswa yang disesuaikan dengan karaktersitik peserta didik?
Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara itu pada dasarnya adalah yang
paling sesuai untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya maupun pembangunan nasional yang bercirikan
kepribadian bangsa Indonesia.
Untuk merealisasikan pemikirannya, maka Ki Hajar Dewantara memiliki
gagasan pendidikan untuk mendirikan perguruan taman siswa. Dalam
kongres taman siswa pada tahun 1947 beliau mempertegas pemikirannya
dengan mengemukakan lima asas yang dikenal dengan panca darma.
Kelima asas tersebut adalah Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas
Kebudayaan, Asas Kebangsaan, dan Asas Kemanusiaan.Bidang pengajaran,
pengajaran merupakan salah satu jalan pendidikan yaitu suatu usaha
memberi ilmu pengetahuan serta kepandaian dengan latihan-latihannya
yang perlu dengan maksud memajukan kecerdasan fikiran (intelek) serta
berkembangnya budi pekerti.
Ki Hajar Dewantara di bidang pengajaran meletakkan konsep-konsep
dasar pengajaran meliputi: (1) Teori dasar-ajar; (2) Trisakti jiwa
(3) Sistem among.Guru, pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai
model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau
pengajar.
Pendidikan hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih
manusiawi, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang
bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatakluhur dan berkeahlian. Pendidikan karakter dalam wawasan kebangsaan,
kebudayaan, kemanusiaan, pembangunan dan kemajuan yang menjadi ruh.
Konsep Ki Hajar Dewantara merupakan jawaban yang tepat bagi bangsa
Indonesia dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi globalisasi
abad-22 dan dalam memasuki era kemajuan IPTEKS di masa yang akan datang.
Pemahaman mendalam dan penerapan budi pekerti luhur sebagai karakter
diri peserta didik serta keterampilan dalam memaksimalkan potensi
yang dimiliki melalui implementasi
Konsep sistem pendidikan Ki hajar Dewantara dalam pembelajaran di
sekolah inilah yang akan mampu menjadi bekal untuk menghadapi MEA dan
juga menjalani kehidupan dewasa mereka di era globalisasi. Dengan
prinsip serta panangan hidup menjadi manusia yang Ing ngarsa sung
tuladha (di depan memberi teladan), Ing madya mangun karsa (di tengah
memberi kesempatan untuk berkarya), Tut wuri handayani (dari belakang
memberi dorongn dan arahan).
5. Bayangkan jika Anda ingin membangun suatu sistem pendidikan. Sistem
seperti apa yang akan Anda rancang? Jelaskan!
Sistem pendidikan yang saya banguan adalah sistem yang memperhatakan
minat dan pribadi para siswa.
Jadi para siswa diberikan arahan yang berbeda-beda sesuai bakat dan
minatnya.
Tidak menutut para siswa mengerjakan sesuatu yang bukan ranahnya.
Membangun tempat pendidikan yang bebas dalam hal berpakain namun tetap
mengedepankan sopan santun. Karena setiap siswa berhak
mengekspresikan pribadinya masing-masing.
Memberikan pengarahan yang tepat dan akurat pada setiap siswa.
Benar-benar merengkrut tenaga pendidikan yang memiliki kulaitas tak
hanya gelar saja, jadi siapapun bisa mengajar, entah para pengusaha
atau pun para wirausahawan untuk mengasah skill para siswa.