Seni kriya sudah berkembang dari masa kemasa, semua mengalami tahapan berbeda sampai pada seni kriya yang kita ketahui saat ini. Hal ini di pengaruhin pandangan masyarakat yang hidup pada zaman tersebut. Selengkapnya kita akan membahas urutan perkembangan seni kriya. Dari masa klasik, mdaya, modern, dan masa kini.
Pada masa kriya klasik para kriyawan keraton menghasilkan karya seni dengan ketekunan dan konsep filosofi tinggi serta menghasilkan produk bernilai seni yang diistimewakan.Terdapat pola pikir nilai spiritual, religius, serta magis dalam benda kriya. Di samping itu kriya juga didukung oleh tatanan budaya tradisional yang mencerminkan jiwa zaman. Kriya adalah seni murni yang diagungkan pada zaman klasik.
Di zaman madya islam, pemanfaatan kriya sudah mulai cenderung bergeser ke nilai gunanya. Nilai religius serta magis mulai hilang karena pengaruh Islam. Tetapi nilai spiritual dan tradisi dari budaya nusantara tetap di gunakan. Benda yang dihasilkan cenderung masih sama seperti pada zaman klasik.
Lalu pada zaman modern (kolonialisasi belanda), kriya semakin berfungsi sebagai benda pakai sehari-hari yang di pandang sebelah mata nilai artistiknya. Disini pengaruh asing mulai menguat dan kriya kalah bersaing terhadap cabang seni lain seperti seni lukis yang menjadi media utama di masa itu.
Kriya semakin bertambah zaman identik dengan kerajinan tangan yang memiliki nilai guna. Namun sebetulnya kriya juga dapat menjadi media seni murni (tidak bernilai guna). Hal tersebut terjadi karena perkembangan zaman menuntut segala hal untuk dapat di produksi dengan cepat dan terjual dalam jumlah yang banyak. Padahal sebelumnya kriya adalah karya seni adiluhung yang memiliki nilai tradisi tinggi.
Kriya hari ini kembali di apresiasi semestinya dan tidak di kategorikan seperti dahulu kala. Bahkan banyak seniman murni lokal maupun internasional dapat bersaing dengan mengusung kriya sebagai produk karyanya.
Selain itu kriya juga dapat bersaing dengan produk yang diproduksi secara massal. Kriya memiliki nilai lebih dari segi tradisi dan keterampilann ya. Misalnya kriya dapat menjadi oleh-oleh khas daerah tertentu, menjadi produk eksklusif yang bernilai lebih tinggi karena hanya di produksi dalam jumlah yang terbatas (tidak pasaran). sudah banyak platform media yang
mewadahi produk kerajinan tangan untuk dapat bersaing di pasar internasional.