K. H. ABDUL WAHID HASJIM
Nama : Abdul Wahid Hasyim
Tempat, Tanggal Lahir : 1 Juni 1914 Jombang, Jawa Timur
Pendidikan :
l Selain mendapat bimbingan
langsung dari ayahnya, Abdul Wahid juga belajar di bangku Madrasah Salafiyah di
Pesantren Tebuireng
l Pada usia 12 tahun,
setamat dari Madrasah, ia sudah membantu ayahnya mengajar adik-adik dan
anak-anak seusianya.
l Selain belajar di
Madrasah, ia juga banyak mempelajari sendiri kitab-kitab dan buku berbahasa
Arab. Abdul Wahid mendalami syair-syair berbahasa Arab dan hafal di luar
kepala, selain menguasai maknanya dengan baik.
l Pada usia 13 tahun ia
dikirim ke Pondok Siwalan, Panji, sebuah pesantren tua di Sidoarjo. Namun,
hanya bertahan sebulan.
l Dari Siwalan ia pindah ke
Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Namun, lagi lagi hanya bertahan beberapa hari
saja.
l Usia
18 tahun, ia dikirim ke Mekkah, untuk menunaikan rukun Islam kelima juga untuk
memperdalam berbagai cabang ilmu agama.
Jabatan-jabatan yang pernah di emban :
l Menteri
Negara Urusan Agama Indonesia thn 1945
l Menteri
Agama Indonesia ke-1 tahun 1949–1952
l Ketua
Umum PBNU
l Tokoh
Muda BPUPKI
l Anggota
PPKI.
Prestasi :
l Meskipun
tidak sekolah di lembaga pendidikan umum milik pemerintah Hindia Belanda, pada
usia 15 tahun ia sudah mengenal huruf latin dan menguasai bahasa Inggris dan
Belanda.
l Dengan bekal kemampuan
tiga bahasa tersebut, Wahid Hasyim dapat mempelajari berbagai buku dari tiga
bahasa tersebut.
Organisasi:
l Organisasi
Gerakan Pendidikan Politik Muslim Indonesia.
l Pada
1936 ia mendirikan IKPI (Ikatan Pelajar Islam)
Wafat dan Dimakamkan : 19 April 1953 (umur 38) Cimahi,
Jawa Barat. Beliau meninggal dalam sebuah kecelakaan di Cimahi dan dimakamkan
di Jombang di pemakaman keluarga pesantren Tebuireng.
Peran :
1. Tokoh
ulama yang berperan menegaskan konsep Ketuhanan yang akomodatif. Menurut Gus
Wahid saat itu, “Ketuhanan Yang Esa” merupakan konsep tauhid dalam Islam.
Sehingga tidak ada alasan bagi umat Islam untuk menolak konsep tersebut dalam
Pancasila
2. Peran
Kiai Wahid Hasyim bukan hanya mampu menjabarkan Pancasila secara teologis dan
filosofis terhadap rumusan awal pancasila, tetapi juga menegaskan bahwa umat
Islam Indonesia sebagai mayoritas menunjukkan sikap inklusivitasnya terhadap
seluruh bangsa Indonesia yang majemuk. Sehingga Pancasila merupakan dasar
negara yang merepresentasikan seluruh bangsa Indonesia.
Hal yang dapat diteladani :
1. Berani
membela kebenaran dan keadilan
2. Memiliki
jiwa pengabdian yang tinggi
3. Jujur
dan bertanggung jawab
4. Budi
pekerti yang baik dan berprilaku terpuji dalam sehari-hari
5. Jiwa
dan kepemimpinan yang besar
6. Memiliki
rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan/Nasionalisme yang tinggi
7. Patriotisme
yang tinggi dan pantang menyerah
8. Kepercayaan
diri yang kuat untuk merdeka
9. Rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
10. Mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara/kepentingan umum