Translate

Monday 17 August 2020

BIOGRAFI MUHAMMAD SYAFEI TOKOH PENDIDIKAN YANG TAK BANYAK DIKETAHUI






 

BIOGRAFI TOKOH

 

Nama: Dr. (H.C.) Muhammad Syafei

Tempat, tanggal lahir  : Ketapang, Kalimantan Barat (21 Januari 1896)

Wafat : 11 November 1966 (pada umur 70 tahun)

Dikenal : Seorang tokoh pendidikan Indonesia.

Orangtua angkat : Ibrahim Marah Soetan (Ayah angkat) dan Andung Chalijah (Ibu angkat)

Istri : Joanna Sicrie

Anak : 3 orang anak

Jabatan : Menteri Pengajaran Republik Indonesia ke-3

Masa jabatan : 12 Maret 1946 2 Oktober 1946

Penghargaan : Doctor Honoris Causa dari IKIP Padang (1968).

Almamater : Kweekschool, Fort de K

Riwayat pendidikan:

Tahun 1908, sekolah Raja (Kweekschool tamat pada 1914) oleh Marah Rusli (Penulis Siti Nurbaya)

Tahun 1914, sekolah melukis di Batavia.

Mengajar di sekolah Kartini.

Tahun 1916, menempuh ujian untuk menjadi guru gambar (lulus dengan baik).

Tahun 1922, sekolah bidang pendidikan kerajinan tangan di Belanda (biaya sendiri dan bergabung dengan Perhimpunan Indonesia, sebagai ketua seksi pendidikan).

Mendapat kesempatan mengajar di sekolah rendah di Mookhoek, Rotterdam.

Tahun 1925, ia kembali ke tanah air dan bertekad ingin mendirikan sebuah sekolah.

 


BIOGRAFI AYAH TOKOH

Nama: Ibrahim Marah Soetan

Tempat lahir : Padang/Kayu Tanam, Padang Pariaman

Lahir : Tahun 1872 atau 1863

Wafat : Tahun 1954 (umur 82 atau 91)

Pekerjaan : Pengajar

Istri : Andung Chalijah

Anak Kandung : Hannibal (meninggal dini)

Anak angkat : Muhammad Sjafei dan Sukardi

Agama : Islam

Dikenal : Seorang tokoh pendidik nasional

Jabatan : Menteri Pengajaran Indonesia pada Kabinet Sjahrir II.



KATA-KATA MUTIARA TOKOH

 

Cari sendiri dan kerja sendiri.

(dikutip dari: Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan dan pengajaran, Percetakan Dagang Usaha,Payakumbuh, 1958, hal. 91)

Belajar, bekerja, dan berbuat.

Alam terkembang jadi guru.

Belajarlah dari alam dan pelajarilah alam itu.

Jangan  minta  buah  mangga  kepada  pohon rambutan, tapi jadikan setiap pohon buahnya manis.

Setiap insan memiliki talenta berbeda.

Jadilah engkau menjadi engkau!

Sekolah  mengasah  kecerdasan  akal budi murid, bukan membentuk manusia lain.

 

 

KONTRIBUSI TOKOH PADA PENDIDIKAN

 

Mendirikan INS

Nama : Indonesische Nederland School

Tanggal : 31 oktober 1926.

Tempat : Di Kayu Tanam, sekitar 60 km di sebelah Utara Kota Padang.

Luas lahan : 18 hektar

Sumber keuangan : Sumbangan dan penjualan buku tulisan M. Syafei

Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Tujuan : Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan (berfikir, berbuat, menentukan pilihan, dan berpikir berdasarkan kenyataan.)

M. Syafei ingin menghilangkan penyakit pendidikan, yaitu verbalisme.

Verbalisme dalam pendidikan akan menghasilkan anak ibarat orang membuat kue, bagaimana bentuk cetakannya begitulah bentuk kuenya. Sistem pendidikan yang begini akan menghasilkan manusia yang sempit alam fikirannya atau tidak berguna di masyarakat.

Mengutamakan proses

Lebih diharapkan apabila proses kerjanya baik dan hasil kerjanya juga baik. Dengan demikian M. Syafei mempergunakan dalam sistem pendidikannya proses kerja yang baik dengan hasil yang baik.

 

 

TEORI DAN KONSEP TOKOH

 

3 H (Head, Heart dan Hand)

Dasar pendidikan yang dikembangkan oleh Moh. Syafei adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan, serta berpikir logis dan rasional. Berkenan dengan itulah maka isi pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, dan ketrampilan atau yang dikenal dengan istilah 3 H (Head, Heart dan Hand). Implikasi terhadap pendidikan adalah:

Mendidik anak-anak agar mampu berpikir secara rasional

Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh.

Mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang berwatak baik.

Menanamkan rasa cinta tanah air.

Mendidik anak agar mandiri tanpa tergantung pada orang lain

Menumbuhkan etos kerja

Indonesia hidup  di  alam  khatulistiwa  dengan  bumi  yang  subur, tetapi masyarakatnya sebagian  tidak  memiliki etos kerja dan hidup dalam budaya santai.

Mengakui alam raya

Bangsa yang  beragama  seharusnya  mengakui  alam  raya  sebagai sunnatullah yang wajib dipedomani dan dipelajari. Alam memiliki gerak dinamis dan pola dealektis yang harmonis.

Mengagalkan sistem menjadi priyayi elit

Sistem dan tujuan pendidikan penjajah membentuk manusia priyayi yang elit,  bukan  mendidik  manusia  memiliki  etos  kerja,  aktif  dan kreatif serta mandiri yang dibutuhkan bangsa untuk merdeka.

Pembagian ruang jenjang pendidikan

Seperti ruang rendah (7 tahun, setara SD untuk masa sekarang), ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah untuk masa sekarang), dan sebagainya. Terdapat pula program khusus untuk menjadi guru, yakni tambahan satu tahun setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajar dan praktik mengajar (Said, 1981: 57-69).

Memasukan materi-materi keterampilan

Dalam perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini, sudah banyaknya sekolah-sekolah yang memasukan materi atau unsur ketrampilan-kerajinan (menggambar, pekerjaan tangan dan sejenisnya) dalam setiap mata pelajaran menandakan bahwa pandangan M. Syafei memang sesuai dengan tujuan dari pemberian pendidikan kepada anak-anak Indonesia.

Penerbitan buku-buku

Selain itu Ruang Pendidik INS Kayu Tanam juga menyelenggarakan usaha lain sebagai bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni penerbitan Sendi (majalah anak-anak), buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf/aksara dan angka dengan judul Kunci 13, mencetak buku-buku pelajaran dan lain-lain. Usaha-usaha ini berperan besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini, karena merupakan awal tonggak untuk masyarakat Indonesia mulai sadar bahwa pentingnya pendidikan.

 

 

KESIMPULAN

 

Mohammad Syafei adalah tokoh pendidikan nasional yang berasal dari Sumatra Barat, perjuangan beliau juga dititik beratkan pada bidang pendidikan. Pendidikan yang di tempuh  adalah sekolah raja di Bukittinggi, kemudian belajar melukis di Batavia tahun 1914 dan mengajar di sekolah Kartini. Tahun 1922 ia menuntut ilmu di Negeri Belanda. Tahun 1925 ia kembali ke tanah air dan bertekad ingin mendirikan sebuah sekolah.

Karyanya yang fundamental adalah mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Indonesische Nederland School (INS) di Kayu Tanam, Sumatra Barat pada tanggal 31 Oktober 1926. Saat Indonesia merdeka ia diangkat menjadi ketua Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan dan mendirikan ruang pendidikan dan kebudayaan di Padang. Di samping itu Moh.Syafei pernah diangkat menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet Syahril II, serta pernah menjadi angggota DPA.

Filsafat pendidikan Moh.Syafei mendasarkan konsep pendidikannya pada nasionalisme dalam arti konsep dan praktik penyelenggara pendidikan INS Kayu Tanam didasarkan pada cita-cita menghidupkan jiwa bangsa Indonesia dengan cara mempersenjatai dirinya denan alat daya upaya yang dinamakan aktif kreatif untuk menguasai alam.

Pandangan pendidikan Moh. Syafei sangat dipengaruhi oleh aliran Devolepmentalisme, terutama oleh gagasan sekolah kerja yang dikembangkan oleh John Dewey dan George Kerschensteiner, serta pendidikan alam sekitar yang dikembangkan oleh Jan Ligthart.

Fungsi pendidikan menurut Moh.Syafei adalah membantu manusia keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin antar bangsa (Thalib Ibrahim,1978:25).

Manusia dan bangsa yang dapat bertahan ialah manusia dan bangsa yang dapat mengikuti perkembangan masyarakat atau zamannya. Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk secara terus menerus kesempurnaan lahir dan batin anak dapat mengikuti perkemangan masyarakat yang selalu mengalami perubahan dan kemajuan. Kurikulum yang dikembangkan adalah kurikulum pendidikan dasar dan beberapa mata pelajran yang khusus. Sedangkan metode pendidikannya adalah sekolah kerja, pekerjaan tangan dan produksi kreasi. Dasar pendidikan yang dikembangkannya adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan serta berpikir logis dan rasional.

Mendidik anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh, menjadi anak yang berwatak baik dan mandiri. Dalam pelajaran anak diperlakukan sebagai subjek bukan objek. Guru berperan sebagai manajer  dan fasilitator untuk menciptakan situasi agar siswa aktif berbuat.


UNTUK KALIAN YANG LEBIH SUKA MENYIMAK ARTIKEL INI LEWAT VIDEO BISA KLIK DISINI ADALAH AKUN SAYA YANG LAIN. TERIMAKASIH :))))

No comments:

Post a Comment